Jumat, 06 September 2013

Nikmatilah :)





            Teman, mari kita luangkan waktu sejenak. Mengapa tidak kita perhatikan dengan seksama alam sekitar ini? Yang begitu ceria menemuimu, namun terkadang kita tampak lesu  menyambutnya, mengapa?

            Ketika menemui udara pagi yang cerah, langit hari begitu indah, mengapa kita sibuk mencemaskan hujan yang tak kunjung datang? Bila saja kita nimkati semuanya tanpa keluh kesah, pastilah kita dapat mengerjakan begitu banyak kegiatan dengan penuh kegembiraan. Nikmatilah, karena jika kita tidak menikmatinya, saat hujan menggenangi tanah, kita pun akan kembali resah memikirkan kapan hujan berhenti.

            Mangapa pula kita harus memikirkan sesuatu yang tidak ada, namun suatu saat pasti akan hadir juga? Sedangkan memikirkan hal itu hanya akan membuat kita kehilangan keindahan hari ini karena mencemaskan sesuatu yang belum pasti.

            Jika hari ini kita menderita, maka nikmatilah segalanya, karena berfikirlah bahwa inipun akan berlalu. Jangan mengeluh, karena bila suatu saat nanti kita jauh lebih menderita, dikhawatirkan kita tak akan sanggup untuk menerimanya. Maka, nikmatilah rasa sedih dengan mengenang kesedihan yang lebih dalam yang pernah kita alami.

            Maka nikmatilah. Jangan sampai  kita kehilangan nikmat dari penderitaan dan hanya mendapatkan getirnya saja. Nikmatilah dengan bersyukur dan memanfaatkan apa yang kita miliki dengan lebih baik lagi agar esok menjadi sesuatu yang lebih berguna.

            Nikmatilah rasa galau dengan bertafakur lebih banyak atas permasalahan yang kita hadapi, dengan memikirkan kedewasaan yang akan kita gapai atas keresahan itu. Nikmatilah rasa amarah dengan kemampuan mengendalikan diri. Dengan memikirkan kemenangan atas diri pribadi yang tak semua orang dapat melakukannya.

            Berfikir postiflah atas apa pun yang kita jalani, atas apapun yang kita hadapi, atas apapun yang kita terima, karena dengan begitu kita akan bahagia. Nikmatilah karena inipun akan berlalu. Nikmatilah, agar kita tidak kehilangan hikmah dan keindahannya saat segalanya telah tiada :’)

            Baru-baru ini sahabatku pernah mengucapkan kalimat yang membuatku berfikir, kira-kira kalimatnya seperi ini, “Simpan kepedihanmu, ceritakanlah nanti setelah kau sukses”. Ahh iyaa, ku fikir kalimat itu benar sekali, karena pengorbanan terkadang atau bahkan seringkali penuh dengan kepedihan dan kepahitan namun itu harus kita hadapi. Pengorbanan adalah sarana untuk mencapai keinginan. Jadi, jika ingin keinginan terwujud maka pasti harus ada pengorbanan. Nikmatilah saja prosesnya, toh kepedihan akan segera berlalu. Dan kepedihan itu memang tak seharusnya di umbar. Mungkin pengecualian jika suatu saat nanti kita sudah mendapat gelar 'sukses' , mungkin kepedihan itu harus diceritakan dengan niat agar dapat dijadikan pelajaran dan motivasi untuk orang lain.

            Ibnu Al-Jauzi pernah berkata, “ Aku pernah dihimpit permasalahan yang membuatku gelisah dan galau berlarut-larut. Kupikirkan dan ku cari solusi dengan segala cara dan usaha. Tapi, aku tidak menemukan satu jalan pun untuk keluar  darinya. Namun, ku sadari bahwa jalan keluar satu-satunya drai segala kegalauan adalah ketakwaan. Dan ketika jalan ketakwaan itu ku tempuh, tiba-tiba Allah sudah lebih dulu menurunkan penyelesaian”. :’)

Semoga bermanfaat ^_^
                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar