Beberapa hari yang lalu, saya menyempatkan diri untuk menghadiri bedah buku
“Saat Bahagia Bersama Anak” oleh Ust.Fauzil Adhim di sebuah masjid. Well,
kehadiran saya waktu itu bukan Cuma keisengan belaka. Karena kalo bicara soal
buku yang isiinya bermanfaat saya pasti tertarik, kan bisa nambah wawasan dan
jadi bekal utk kehidupan berikutnya terus niatnya juga mau i’tikaf bareng
sahabat fillah. Sangking semangatnya, kita duduk ditempat yang paling depan
padahal ngak tau persis bukunya kayak apa dan emang belum punya -_- *kepedean*.
Awalnya merasa asing, karena pesertanya rata-rata orang tua dan orang yang
lumayan dewasa gitu, kayaknya Cuma kami deh anak SMA yang “nyempil” disitu,
hehe :’) baiklah, banyak ilmu yang saya dapatkan disana. Ternyata anak itu
adalah segala-galanya dan gak bisa di didik sembarangan, kalo mau anak kita
*eh*, pokoknya kalo mau anak nanti bisa jadi ladang amal untuk org tuanya di
akherat kelak, maka anak harus dididik sejak dini, dengan cinta, perhatian,
kasih sayang, dan gitulah. Itulah kesimpulan bebas yang saya ambil, hehe :’)
Pas bagian tanya jawab, cukup menarik. Karena banyak orang tua juga yang
bercerita dan sekaligus konsultasi tentang anaknya. Walaupun sebenarnya tidak
semua apa yang mereka bicarakan bisa saya mengerti apalagi bisa saya terapkan
*masi lamaaa* tapi Alhamdulillah bisa “mencuri” pengalaman orang lain untuk
bisa jadi pelajaran suatu saat nanti jika dibutuhkan.
Beberapa menit sebelum dzuhur acara selesai dan saya baru sadar kalo
dibelakang banyak ibu-ibu yang masyaAllah sambil nemenin anaknya belari
kesana-kesini, tetep aja semangat bwt nuntut ilmu. Anak mereka lucu-lucu, yang
cewek kecil2 udah dijilbabin, yg cowok pakek baju kokoh, SubhanAllah lucu
pokoknya >.<
Ahh ibu-ibu ini, InsyaAllah calon penghuni surga dehh :’) kasih sayang
mereka utk anak-anaknya, ketaatan mereka pada Allah dan suaminya, semangat
mereka uuntuk menuntut ilmu dan mendidik anak-anaknya, kayaknya “golden ticket”
menuju surga dan kebahagiaan dunia akhirat udah ditangan deh untuk ibu-ibu seperti ini :’)
Sambil menunggu adzan dzuhur berkumandang dan teman-teman yang lain
berwudhu’, saya duduk dan memperhatikan keadaan sekitar, dan ternyata bertemu
dengan teman saya yang lain, kami asik bercerita, sambil melihat anak-anak
kecil yang lucunya MasyaAllah itu, saya keceplosan bilang “asik yaaaa punyaa
anak” , “haee? Astaghfirullah tihh nanti”, jawab temen saya sambil menggoda. “hehe
:’) iyaa maksudnya asik punya anak yang lucu-lucu gitu loh, kecil-kecil udah di
ajarin ilmu agama oleh org tuanya, jadi ladang amal untuk org tuanya :’)“. Teman
saya pun sependapat dan akhirnya asyiklah kami bercerita ngalor-ngidul sampai
adzan berkumandang.
“Al-umm hiya al-madrasatu al-ula”,ibu adalah sekolah pertama bagi
anak-anaknya.Tiba-tiba saya teringat bagian sebua buku yang pernah saya baca
yang berjudul “Cahaya Diatas Cahaya” yang ditulis oleh mbak Oki Setiana Dewi. Setiap
wanita dititipi rahim suci oleh Allah. Dalam rahim itu, atas izin-Nya suatu
hari akan tertanam benih suci yang akan terlahir seperti kertas putih.
Seorang ibu seumpama sebuah sekolah. Jika engkau persiapkan dengan baik
maka sama artinya engkau telah mempersiapkan sebuah generasi yang unggul. Oleh karena itu setiap wanita *termasuk aku* seharusnya harrus terus- menerus belajar agar
memiliki bekal yang cukup untuk mencetak generasi yang membanggakan. Seorang wanita
memiliki tugas yang luar biasa, dialah penentu apakah generasi akan baik atau
akan hancur.
Alhamdulillah, hari ini semangat ku untuk belajar apapun yang bermanfaat rasanya
sudah diisi ulang, penuhhhh. Aku fikir, aku dan kalian yang membaca ini
tentunya harus memanfaatkan waktu yang kita miliki untuk belajar dan terus
belajar. Belajar itu menyenangkan, dengan mengetahui banyak hal kita bisa
mengenal Allah lebih dekat dan menyadari akan Kekuasaan-Nya.
Maka dari itu, mari kita sama-sama menuntut ilmu apapun yang bermanfaat
sejak dini, jangan kalah sama ibu-ibu loh *asal jangan ilmu hitam* hehe :’)
hamasah teman-teman semoga tetap istiqomah untuk menuntut ilmu-ilmu Allah
dimanapun dan kapan pun sampai malaikat maut menjemput..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar