Senin, 15 Juli 2013

Ayo terussss belajarrr :')







Beberapa hari yang lalu, saya menyempatkan diri untuk menghadiri bedah buku “Saat Bahagia Bersama Anak” oleh Ust.Fauzil Adhim di sebuah masjid. Well, kehadiran saya waktu itu bukan Cuma keisengan belaka. Karena kalo bicara soal buku yang isiinya bermanfaat saya pasti tertarik, kan bisa nambah wawasan dan jadi bekal utk kehidupan berikutnya terus niatnya juga mau i’tikaf bareng sahabat fillah. Sangking semangatnya, kita duduk ditempat yang paling depan padahal ngak tau persis bukunya kayak apa dan emang belum punya -_- *kepedean*.
Awalnya merasa asing, karena pesertanya rata-rata orang tua dan orang yang lumayan dewasa gitu, kayaknya Cuma kami deh anak SMA yang “nyempil” disitu, hehe :’) baiklah, banyak ilmu yang saya dapatkan disana. Ternyata anak itu adalah segala-galanya dan gak bisa di didik sembarangan, kalo mau anak kita *eh*, pokoknya kalo mau anak nanti bisa jadi ladang amal untuk org tuanya di akherat kelak, maka anak harus dididik sejak dini, dengan cinta, perhatian, kasih sayang, dan gitulah. Itulah kesimpulan bebas yang saya ambil, hehe :’)
Pas bagian tanya jawab, cukup menarik. Karena banyak orang tua juga yang bercerita dan sekaligus konsultasi tentang anaknya. Walaupun sebenarnya tidak semua apa yang mereka bicarakan bisa saya mengerti apalagi bisa saya terapkan *masi lamaaa* tapi Alhamdulillah bisa “mencuri” pengalaman orang lain untuk bisa jadi pelajaran suatu saat nanti jika dibutuhkan.
Beberapa menit sebelum dzuhur acara selesai dan saya baru sadar kalo dibelakang banyak ibu-ibu yang masyaAllah sambil nemenin anaknya belari kesana-kesini, tetep aja semangat bwt nuntut ilmu. Anak mereka lucu-lucu, yang cewek kecil2 udah dijilbabin, yg cowok pakek baju kokoh, SubhanAllah lucu pokoknya >.<
Ahh ibu-ibu ini, InsyaAllah calon penghuni surga dehh :’) kasih sayang mereka utk anak-anaknya, ketaatan mereka pada Allah dan suaminya, semangat mereka uuntuk menuntut ilmu dan mendidik anak-anaknya, kayaknya “golden ticket” menuju surga dan kebahagiaan dunia akhirat  udah ditangan deh untuk ibu-ibu seperti ini :’)
Sambil menunggu adzan dzuhur berkumandang dan teman-teman yang lain berwudhu’, saya duduk dan memperhatikan keadaan sekitar, dan ternyata bertemu dengan teman saya yang lain, kami asik bercerita, sambil melihat anak-anak kecil yang lucunya MasyaAllah itu, saya keceplosan bilang “asik yaaaa punyaa anak” , “haee? Astaghfirullah tihh nanti”, jawab temen saya sambil menggoda. “hehe :’) iyaa maksudnya asik punya anak yang lucu-lucu gitu loh, kecil-kecil udah di ajarin ilmu agama oleh org tuanya, jadi ladang amal untuk org tuanya :’)“. Teman saya pun sependapat dan akhirnya asyiklah kami bercerita ngalor-ngidul sampai adzan berkumandang.


“Al-umm hiya al-madrasatu al-ula”,ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya.Tiba-tiba saya teringat bagian sebua buku yang pernah saya baca yang berjudul “Cahaya Diatas Cahaya” yang ditulis oleh mbak Oki Setiana Dewi. Setiap wanita dititipi rahim suci oleh Allah. Dalam rahim itu, atas izin-Nya suatu hari akan tertanam benih suci yang akan terlahir seperti kertas putih.
Seorang ibu seumpama sebuah sekolah. Jika engkau persiapkan dengan baik maka sama artinya engkau telah mempersiapkan sebuah generasi yang unggul. Oleh karena itu setiap wanita *termasuk aku* seharusnya harrus terus- menerus belajar agar memiliki bekal yang cukup untuk mencetak generasi yang membanggakan. Seorang wanita memiliki tugas yang luar biasa, dialah penentu apakah generasi akan baik atau akan hancur.
Alhamdulillah, hari ini semangat ku untuk belajar apapun yang bermanfaat rasanya sudah diisi ulang, penuhhhh. Aku fikir, aku dan kalian yang membaca ini tentunya harus memanfaatkan waktu yang kita miliki untuk belajar dan terus belajar. Belajar itu menyenangkan, dengan mengetahui banyak hal kita bisa mengenal Allah lebih dekat dan menyadari akan Kekuasaan-Nya.
Maka dari itu, mari kita sama-sama menuntut ilmu apapun yang bermanfaat sejak dini, jangan kalah sama ibu-ibu loh *asal jangan ilmu hitam* hehe :’) hamasah teman-teman semoga tetap istiqomah untuk menuntut ilmu-ilmu Allah dimanapun dan kapan pun sampai malaikat maut menjemput..

 “…… niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…..” (Al Mujadilah:11)


Abul Aswad berkata : “Tidak ada sesuatu yang lebih utama dari pada ilmu. Para raja itu memerintah manusia (orang kebanyakan), sedangkan para ahli ilmu itu memerintah para raja”.


Ibnu Abbas ra berkata : “Sulaiman bin Dawud as disuruh memilih antara ilmu, harta dan kerajaan maka beliau memilih ilmu, lalu beliau diberi harta dan kerajaan”.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar