Serem banget yaa judulnya? Hihi.. tapi InsyaAllah bermanfaat,“Menulis dapat
membekukan ingatan, maka menulislah”, InsyaAllah saya masih berusaha untuk
melakukan nasehat itu. Hari ini izinkan saya untuk menulis ulang nasehat yang
di sampaikan salah satu guru saya di kelas pada saat pembinaan pagi tadi.
“Sampaikanlah walau hanya satu ayat”,Semoga ini bermanfaat dan menjadi ladang
amal bagi saya, beliau dan kalian yang membaca ini *Aamiin* InsyaAllah..
Bel masuk sekolah berbunyi, pertanda waktu untuk belajar akan segera
dimulai, hari ini hari senin, karena hari ini masih ramadhan jadi upacara di
tiadakan dan diganti dengan pembinaan dari wali kelas masing-masing. Selesai
berdo’a sambil menunggu guru masuk, anak-anak sibuk dengan urusan mereka,
adanya yang berusaha untuk menenangkan diri setelah “ngos-ngosan” berlarian
berlomba dengan suara bel karena takut telat *gak lucu donk apalagi pas
puasa-puasa gini dihukum karena telat kan, hehe* dan hal-hal kecil lainnnya
yang kami sengaja lakukan untuk persiapan belajar.
Tak menunggu lama, guru saya sudah masuk ke kelas, setelah mengucapakan
salam, beliau langsung bertanya “siapa disini yang tidak punya cita-cita?”
kelas hening, InsyaAllah kami semua punya cita-cita. Lalu beliau bilang “coba
bayangkan jika cita-cita kalian itu tercapai, apa rasanya?” anak-anak menjawab
rasanya senang,bangga,suka, dan sebagainya. Lalu beliau bertanya lagi, “lalu
apa rasanya jika cita-cita tersebut gagal semua?” yang pasti perasaannya gak
enak.
Pembicaraan pun dilanjutkan lagi. Untuk mencapai berhasil atau tidaknya
cita-cita itu untuk dicapai,kita harus melalui sebuah proses. “Belajar”
merupakan proses yang menentukan berhasil atau tidaknya kita untuk mencapai
cita-cita kita. Apa yang kita lakukan hari ini hasilnya akan kita rasakan
beberapa tahun yang akan datang. Maka dari itu jangan coba-coba untuk menempuh
jalan yang tidak dibenarkan.
Contohnya seperti mencontek, saat kalian mencontek, sekecil apapun itu maka
secara sadar atau tidak kalian sedang mendidik diri kalian sendiri untuk
menjadi seorang koruptor. Serem sekali yaa? Kok bisa Cuma gara-gara mencontek saja
efeknya bisa jadi koruptor. Iyaa memang begitu, kejahatan itu bisa terjadi dari
hal-hal kecil juga, mulai dari kelas teri dulu baru ke kelas kakap. Dan jika
kalian melakukan itu, maka saya jamin hidup kalian tidak akan berkah.
Beliau bertanya lagi, “Ketika kalian berhasil mencapai cita-cita anda siapa
yang akan bangga?”. Jelas sekali yang akan bangga adalah orang tua dan diri
sendiri. Dan begitu juga sebaliknya, jika kita gagal dikarenakan jalan yang
kita tempuh untuk mengapai icta-cita tersebut merupakan jalan yang salah maka
org yang pertama kali akan kecewa adalah orang tua, selain diri sendiri.
Kalian tau? Orang tua lah yang pertama kali akan bangga jika kalian mencapai
sesuatu yang baik dan mereka juga lah orang yang pertama kali akan kecewa jika
kalian gagal, walaupun sebenarnya mereka tidak pernah mengungkapkan rasa kecewa
itu secara terang-terangan kepada kita, tapi jauh dilubuk hati mereka
sebenarnya itulah yang mereka rasakan. Namun apapun yang telah kita lakukan,
mereka selalu mendukung apapun yang terbaik.
Sekarang, tinggal kalian pilih mau jadi orang yang berhasil mencapai
cita-citanya atau orang yang gagal. Tentu kalian tidak ingin mengecewakan
mereka bukan? Sudah terlalu banyak pengorbanan yang mereka lakukan.
Kalian tau? Orang tua tidak pernah main-main dalam bekerja untuk memenuhi semuan
kebutuhan kalian, lantas apa wajar jika kalian ingin main-main dalam belajar? Orang-orang
yang seperti inilahyang saya sebut sebagai “pengkhianat”, mereka sekolah hanya
untuk bermalas-malasan,bermain-main, menghabiskan waktu untuk hak-hal ynag
tidak bermanfaat sedangkan orang tua nya tidak pernah main-main dalam bekerja.
Berkhianat kepada siapa mereka? Mereka berkhianat kepada Allah, kepada
orang tuanya, kepada gurunya, dan orang-orang yang telah berkorban didalam
hidupnya. Maka bagi merka, orang yang masih malas-malasan dalam belajar, tidak
bisa memanfaatkan waktu, dan melakukan hal-hal negatif lainnya maka orang
tersebut pantas disebut “pengkhianat”.
Maka dari itu, buang sifat malas dari dalam diri kita, ingat baik-baik
ketika rasa bosan mulai menghantui kita saat sedang berusaha belajar dan
melakukan hal-hal yang baik, ingat baik-baik wajah kedua orang tua kita, yang
tidak pernah bermain-main dalam mencari nafkah untuk memenuhi semua kebutuhan
kita. Ingat baik-baik wajah mereka yang sudah banyak berkorban untuk kita. Lantas
jika semua itu sudah kita ingat baik-baik masih tega kah kita jika ingin
mengecewakan mereka?
Bismillah, Mari kita sama-sama berusaha berubah untuk menjadi pribadi yang
lebih baik, agar bisa mencapai cita-cita kita dan tidak aka mengecewakan siapapun yangtelah banyak
berkorban untuk kita.
Begitulah pesan yang disampaikan guru saya pagi tadi, semoga bermanfaat :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar