Minggu, 07 April 2013

Semut dan Lalat





Semut membawa sepotong besar makanan dalam perjalanan pulang ke sarangnya. Dia terengah-engah karena itu merupakan suatu tugas yang cukup berat. Tiba-tiba ia mendengar suara lalat yang berisik dari atas kepalanya dan kemudian ia melihat ke atas.

"Dunia itu sungguh tidak adil!" kata si lalat, "Mengapa kau berkata begitu?apakah ada sesuatu terjadi padamu?",tanya semut itu dengan prihatin.

 "Oh tidak,aku hanya menggunakan kau sebagai salah satu contoh,jika kau tidak keberatan. Hem..maksudku, aku punya sayap dan kau tidak, aku bisa terbang kemana pun aku mau,sedangkan kau?kau harus susah payah berjalan kaki. Jika aku lapar aku dapat terbang keliling dan mencari makanan yang enak. Sedangkan dirimu? kau harus bejalan kaki sepanjang hari hanya untuk mencari serpihan makanan dan bila kau mendapatkannya kau harus menggotongnya sepanjang perjalanan kembali ke sarangmu. Maka untuk itu, aku benar-benar merasa kasihan kepadamu", ujar si lalat.

"Saya kira apa yang kau katakan itu benar",semut menjawab . "Tapi,apakah kau seberuntung apa yang kau fikirkan? yang kami tahu bahwa kau selalu dikejar-kejar karena dianggap hama yang tak diinginkan. Kau selalu dikejar-kejar,berada dalam bahaya dalam setiap detik. Hal itu tak membuat saya iri. Dan yang paling menyedihkan adalah bila musim dingin tiba kau akan membeku mati, sedangkan aku akan tetap hangat dan nyaman dirumahku yang nikmat".

Dengan itu,semut gembira melanjutkan pekerjaannya menggotong makanan untuk kembali ke sarangnya. Semantara si lalat, ia tak bisa bicara. Diam mikirkan perkataan semut tadi.

Nb:Dikutip dari buku "Why Simplify" karya Teo Aik Cher

 “Jika kamu menghitung-menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan dapat menentukan jumlahnya (menghitungnya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang.” QS. An Nahl : 18.

“…Sesungguhnya jika kamu bersykur niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” QS. Ibrahim : 7.

Dari cerita semut dan lalat tadi sudah sewajarnyalah kita mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan :')


Tidak ada komentar:

Posting Komentar